Mengenal Lebih Dekat Bunga Edelweis

Edelweis pada umumnya tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian berkisar 1700-2700 mdpl yang umumnya terletak di gunung dan dapat mekar pada Bulan April sampai Agustus. Edelweis memang membutuhkan kelembaban dan suhu tertentu agar bisa berkembang.

Keunikan dari Edelweis adalah tetap bisa tumbuh meski di tanah yang tandus bahkan lereng bebatuan sekalipun. Terlebih proses perkembangbiakan dari tanaman Edelweis ini cukup unik karena memanfaatkan angin untuk menerbangkan serbuk sari mereka dan akan tumbuh di media yang tepat. 

Baca juga: Arti dan Makna Filosofis Bunga Matahari

Edelweis mempunyai hormon pencegah agar kelopak bunga tidak rontok sehingga bunga ini disebut sebagai bunga abadi karena bunga ini bisa bertahan berbulan-bulan lamanya jika disimpan dengan benar. Berikut ciri-ciri dari bunga Edelweis:

Batang

Batangnya tertutupi kulit yang cenderung kasar dan bercelah, di mana batang tanaman ini sekaligus menjadi tangkai bunga.

Daun

Daun pada Edelweis berbentuk linear dan lancip dengan panjang daun berkisar 4 sampai dengan 6 cm dan lebar sekitar 0,5 cm. Daun edelweiss mempunyai bulu halus berwarna putih yang mirip dengan wol

Bunga

Pada masing-masing tangkai bunga terdapat 5 sampai 6 kepala bunga Edelweis berukuran sekitar 5 mm yang dikelilingi daun-daun muda. Kelopak bunganya berwarna putih dengan tekstur yang lembut. Adapun bagian kepala bunga dari Edelweiss berwarna kuning.

Bunga ini juga banyak disebut sebagai bunga lambang keabadian (everlasting flower) karena memang dapat bertahan lama dan tidak layu dalam waktu tertentu. Konon jika seorang memberikannya pada pasangannya, cintanya akan kekal selamanya.

Filosofi Bunga Edelweis

Filosofi Bunga Edelweis sendiri adalah bahwa cinta sejati memerlukan pengorbanan, perjuangan dan juga kesungguhan untuk mendapatkannya. Sama halnya dengan Edelweis yang memang butuh pengorbanan untuk memetiknya.

Bunga Edelweiss sendiri sebenarnya ada beberapa jenis. Berikut 3 Jenis bunga edelweis yang terdapat di penjuru dunia:

1. Anaphalis Javanisa (Edelweis Jawa)

Edelweis jenis ini merupakan yang paling banyak ditemukan di pegunungan Indonesia. Beberapa kawasan wisata dataran tinggi seperti gunung Bromo, bunga ini kerap dibudidayakan oleh petani untuk dijual.

Bunga ini mempunyai mahkota bunga yang terbentuk dari ratusan kuncup bunga berukuran kecil bulat dan cenderung tidak runcing. Bunga ini berwarna putih namun pada bagian tengahnya terdapat kepala bunga kuning.

2. Leontopodium Alpinum (Edelweis Eropa)

Bunga edelweis ini dikenal dengan edelweis eropa yang mayoritas tumbuh di pegunungan Alpen. Tanaman ini tersebar di berbagai  negara yang mengelilingi pegunungan Alpen.

Dalam satu rumpun bunga jenis ini terdapat 500 bahkan ribuan kuncup bunga dengan 2 hingga 10 kepala bunga. Pada umumnya bunga yang terdapat di eropa ini akan mekar pada Bulan Juni hingga September.

3. Leucogenes Grandiceps (New Zealand Edelweis)

Bunga ini memiliki kuncup bunga beludru berwarna putih dan memiliki kepala bunga berwarna kuning yang sekilas seperti edelweiss yang ada di Indonesia. Namun perbedaannya terdapat pada bentuknya yang oval dan cenderung tidak runcing.

Baca juga: Mengenal Berbagai Macam Warna Bunga Lily

Itu dia sekilas mengenai bunga edelweis berikut ciri dan jenis-jenisnya. Namun jika Anda sedang mendaki gunung sebaiknya tidak memetiknya. Di Indonesia sendiri bunga Edelweiss masuk dalam salah satu flora yang secara tak langsung harus dilindungi karena tumbuhnya di daerah konservasi.

Hal ini tertuang dalam Pasal 40 ayat 2 Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya. Di dalamnya tertulis adanya pidana paling lama 5 tahun penjara atau denda paling banyak 100 juta.

Beruntungnya, kini sudah mulai banyak budidaya bunga edelweis. Salah satu kawasan yang membudidayakannya ada di daerah Jawa Timur di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Oleh karena itu disebut juga Bunga Edelweis Bromo.